Kesiapan Masyarakat Menghadapi MEA 2015
BAB I
PENDAHULUAN
Sebuah laman yang berjudul Kesiapan Masyarakat
Menghadapi AEC 2015 Sangat Penting yang diperoleh dari http://ekbis.sindonews.com/read/904409/33/kesiapan-masyarakat-hadapi-aec-2015-sangat-penting menurut saya artikel ini menarik untuk
dikupas secara detail, mungkin akan ada beberapa tambahan dari saya mengenai
Asean Economic Community atau yang sering dikenal dengan istilah MEA
(Masyarakat Ekonomi Asean). Masyarakat Ekonomi
ASEAN (MEA) adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN
dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara Negara-negara asean.
Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC). Dosen
Hubungan Internasional Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nur Azizah
yang mengungkapkan, pentingnya kesiapan masyarakat menghadapi ASEAN
Economic Community (AEC) atau Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) 2015.
Artikel ini memuat beberapa pendapat
dari beliau, saya memilih artikel ini karena ada beberapa pendapat yang menarik
, serta ada yang ingin saya tambahkan dari pendapat beliau agar artikel
tersebut lebih lengkap informasinya dan menambah manfaat bagi para pembaca .
Beliau menyebutkan bahwa, "Upaya bersama meningkatkan kesiapan Indonesia
dalam menghadapi MEA 2015 harus dilakukan dengan serius. Karena MEA pada
dasarnya bukanlah pilihan, melainkan sebuah keharusan," ujar Nur, Senin
(22/9/2014). "Karena itu, keberhasilan menghadapi AEC nanti tergantung
bagaimana kesiapan dari negara dan perusahaan masing-masing," lanjutnya. Pendapat
pertama ini yang membuat saya tertarik untuk membaca lebih lanjut dan membuat
essay paper guna untuk mengupas secara detail artikel tersebut. Serta
menambahkan kritik dan saran, agar menjadi sebuah artikel yang benar-benar
lengkap bukan hanya opini semu, melainkan opini yang nyata. Sehingga memberikan
banyak manfaat untuk pembaca. Beberapa hal tersebut yang membuat saya tertarik
untuk mengupas tuntas artikel ini.
BAB II
RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
informasi yang saya dapat dari artikel di http://ekbis.sindonews.com/read/904409/33/kesiapan-masyarakat-hadapi-aec-2015-sangat-penting,
muncul beberapa pertanyaan tentang Masyarakat Ekonomi Asean setelah saya membaca
artikel tersebut. Diantaranya mengenai peluang, tantangan, kesiapan dan
bagaimana mewujudkan masyarakat Indonesia yang mampu bersaing dalam Asean
Economic Community atau yang sering dikenal dengan Masyarakat Ekonomi Asean.
Masih adakah peluang untuk bangsa
Indonesia bersaing? Karena Masyarakat Ekonomi Asean (MEA) ini pada dasarnya bukanlah pilihan, melainkan
sebuah keharusan. Sebuah keharusan untuk kita semua agar mampu bersaing, bukan
hanya bersaing dalam negeri melainkan dengan Masyarakat Asean serta Masyarakat
Dunia sekalipun. Sehingga Indonesia mampu menciptakan generasi bangsa yang
berorientasi pada pembangunan ekonomi khususnya ekonomi negara Indonesia saat
ini.
Apa saja yang tantangan bagi bangsa
Indonesia untuk ikut serta dalam MEA? Dalam sebuah kehidupan pastinya ada
tantangan begitu pula dalam bersaing di dunia ekonomi dengan anggota ASEAN
pastinya juga ada tantangan. Akan muncul beberapa tantangan yang harus dihadapi
bangsa indonesia, tantangan tersebut dapat kita hadapi atau tidak, sehingga
akan muncul pertanyaan Siapkah Indonesia Bersaing di MEA? Saat ini bangsa
Indonesia sudah siap atau belum untuk bersaing. Apa saja yang perlu disiapkan
oleh negara dan perusahaan. Nah selanjutnya bagaimana tanggapan kita tentang
bagaimana cara mewujudkan Masyarakat Indonesia agar mampu bersaing dan memiliki
kesiapan dalam tantangan ini. Sebenarnya mau tidak mau, siap tidak siap, semua
ini adalah sebuah keharusan yang memang harus dihadapi bangsa Indonesia. Mulai
dari masyarakatnya sendiri, hingga perusahaan, serta peran pemerintah dalam
mengambil kebijakan agar mampu bertahan
dalam dunia ekonomi yang kian maju. Dan semua dituntut untuk berorientasi pada
masa depan demi terwujudnya perekonomian ASEAN yang stabil dan membentuk
kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat.
BAB III
PEMBAHASAN
Masyarakat
Ekonomi ASEAN (MEA) adalah bentuk
integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system perdagaangan bebas antara
Negara-negara asean. Indonesia dan sembilan negara anggota ASEAN lainnya telah
menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) atau ASEAN Economic
Community (AEC).
Karakteristik Dan Unsur Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA). Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) adalah realisasi tujuan akhir dari integrasi
ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi
kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas
integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang
jelas. dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak
sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan
berorientasi pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta
kepatuhan terhadap sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang
efektif berbasis aturan.
Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN
sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan
kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan
baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di
sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil
dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal
untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN.
Pada saat yang sama, Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA)
akan mengatasi kesenjangan pembangunan dan mempercepat integrasi terhadap
Negara Kamboja, Laos, Myanmar dan VietNam melalui Initiative for ASEAN
Integration dan inisiatif regional lainnya.
Bentuk Kerjasamanya adalah :
Bentuk Kerjasamanya adalah :
- Pengembangan sumber daya manusia dan peningkatan kapasitas;
- Pengakuan kualifikasi profesional;
- Konsultasi lebih dekat pada kebijakan makro ekonomi dan keuangan;
- Langkah-langkah pembiayaan perdagangan;
- Meningkatkan infrastruktur
- Pengembangan transaksi elektronik melalui e-ASEAN;
- Mengintegrasikan industri di seluruh wilayah untuk mempromosikan sumber daerah;
- Meningkatkan keterlibatan sektor swasta untuk membangun Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA).
Pentingnya perdagangan eksternal terhadap ASEAN dan kebutuhan untuk
Komunitas ASEAN secara keseluruhan untuk tetap melihat ke depan,
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
karakteristik utama Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA):
- Pasar dan basis produksi tunggal,
- Kawasan ekonomi yang kompetitif,
- Wilayah pembangunan ekonomi yang merata
- Daerah terintegrasi penuh dalam ekonomi global.
Karakteristik ini saling berkaitan kuat. Dengan Memasukkan unsur-unsur yang
dibutuhkan dari masing-masing karakteristik dan harus memastikan konsistensi
dan keterpaduan dari unsur-unsur serta pelaksanaannya yang tepat dan saling
mengkoordinasi di antara para pemangku kepentingan yang relevan.
Apa saja peluang yang dapat dimanfaatkan
Indonesia dalam MEA?
Masyarakat
Ekonomi Asean ini adalah sebuah keharusan yang mana semua anggota ASEAN
diharuskan untuk menjalankan perjanjian telah disepakati untuk memperdalam dan
memperluas integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas
waktu yang jelas. Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) akan membentuk ASEAN
sebagai pasar dan basis produksi tunggal membuat ASEAN lebih dinamis dan
kompetitif dengan mekanisme dan langkah-langkah untuk memperkuat pelaksanaan
baru yang ada inisiatif ekonomi; mempercepat integrasi regional di
sektor-sektor prioritas; memfasilitasi pergerakan bisnis, tenaga kerja terampil
dan bakat; dan memperkuat kelembagaan mekanisme ASEAN. Sebagai langkah awal
untuk mewujudkan Masyarakat Ekonomi ASEAN, dan sini masih banyak peluang yang dapat
dimanfaatkan Indonesia dalam bersaing di MEA ini. Diantaranya memanfaatkan:
·
Pasar Potensial Dunia:
Perwujudan AEC 2015 akan menempatkan ASEAN sebagai kawasan pasar terbesar
ketiga di dunia yang di dukung oleh jumlah penduduk ketiga terbesar ( 8persen
dari total penduduk dunia ) setelah China dan India.
·
Negara
Pengekspor: Dengan meningkatnya harga
komoditas internasional, sebagian besar negara ASEAN mencatat surplus pada
neraca transaksi berjalan. Prospek perekonomian yang cukup baik menyebabkan
ASEAN menjadi tempat tujuan investasi.
·
Negara Tujuan
Investor: Dalam rangka AEC 2015 berbagai kerja sama regional untuk
meningkatkan infrastruktur ( pipa gas, teknologi informasi ) maupun dari sisi
pembiayaan menjadi agenda. Kesempatan tersebut membuka peluang bagi perbaikan
iklim investasi Indonesia. Terutama dalam melancarkan program infrastruktur
domestik.
·
Daya
Saing:Liberalisasi perdagangan barang ASEAN akan menjamin kelancaran arus
barang untuk pasokan bahan baku maupun bahan jadi di kawasan ASEAN karena
hambatan tarif dan non tarif yang tidak ada lagi.
·
Sektor Jasa yang
Terbuka: Sektor – sektor jasa yang telah di tetapkan yaitu pariwisata,
kesehatan, penerbangan, dan e-ASEAN dan kemudian akan di susul dengan logistik.
·
Aliran Modal:
Dari sisi penarikan aliran modal asing, ASEAN sebagai kawasan dikenal
sebagai tujuan penanaman modal global, termasuk CLMV khususnya Vietnam.
Demikian tadi
beberapa peluang yang dapat dimanfaatkan oleh Indonesia dalam menghadapi mea.
Indonesia dapat pelan-pelan masuk dalam tantangan tersebut dengan
mempertimbangkan kemampuan yang telah dikuasai indonesia. Dan diharap Indonesia
mampu menjawab tantangan tersebut sehingga Indonesia masih memiliki kesempatan
untuk terus memperbaiki perekonomian negara ini. Dan terwujudnya tujuan
masyarakat ekonomi asean dalam menstabilkan ekonomi di ASEAN itu sendiri
Apa saja yang tantangan bagi bangsa Indonesia untuk ikut serta
dalam MEA? Dalam sebuah kehidupan pastinya ada tantangan begitu pula dalam
bersaing di dunia ekonomi dengan anggota ASEAN pastinya juga ada tantangan.
Akan muncul beberapa tantangan yang harus dihadapi bangsa indonesia.
Beberapa
Tantangan yang harus dihadapi Indonesia dalam keikutsertaannya dalam MEA
adalah:
·
Laju Peningkatan
Ekspor dan Impor: Tantangan yang dihadapi oleh Indonesia memasuki integrasi
ekonomi ASEAN tidak hanya yang bersifat internal di dalam negeri tetapi terlebih
lagi persaingan dengan negara sesama ASEAN dan negara lain di luar ASEAN
seperti China dan India.
·
Laju Inflasi:
Tantangan lainnya adalah laju inflasi Indonesia yang masih tergolong tinggi
bila di bandingkan dengan negara lain di kasawan ASEAN. Stabilitas makro masih
menjadi kendala peningkatan daya saing Indonesia dan tingkat kemakmuran
Indonesia juga masih lebih rendah dibandingkan negara lain.
·
Dampak Negatif Arus
Modal yang Lebih Luas: Arus modal yang lebih bebas untuk mendukung
transaksi keuangan yang lebih efisien, merupakan salah satu sumber pembiayaan
pembangunan, memfasilitasi perdagangan internasional, mendukung pengembangan
sektor keuangan dan akhirnya meningkatkan pertumbuhan ekonomi suatu negara.
·
Kesamaan
Produk: Kesamaan jenis produk ekspor unggulan (
sektor pertanian, perikanan, produk karet, produk berbasis kayu, dan
elektronik ) merupakan salah satu penyebab pangsa perdaganagn intra-ASEAN yang
hanya berkias 20-25 persen dari total perdagangan ASEAN. Indonesia perlu
melakukan strategi peningkatan nilai tambah bagi produk ekspornya sehingga
mempunyai karakteristik tersendiri dengan produk dari Negara-negara ASEAN.
·
Tingkat Perkembangan
Ekonomi: Tingkat perkembangan ekonomi Negara – negara Anggota ASEAN
hingga saat ini masih beragam. Tingkat kesenjangan yang tinggi merupakan salah
satu masalah di kawasan yang cukup mendesak untuk dipecahkan agar tidak
menghambat percepatan kawasan menuju AEC 2015.
Kesiapan Indonesia dalam Menghadapi MEA
2015, apakah sudah siap atau belum?
Peluang
Indonesia untuk dapat bersaing dalam MEA 2015 sebenarnya cukup besar. Masih kuatnya fundamental perekonomian
Indonesia dapat dilihat ketika banyak negara yang “tumbang” diterpa pelemahan
perekonomian global, perekonomian Indonesia masih dapat terjaga untuk tumbuh
positif. Tapi Indonesia saat ini belum bisa dikatakan 100%
siap dalam menghadapi MEA 2015, karena masih banyak yang harus dibenahi
dan tindakan-tindakan yang efektif yang didukung dari semua pihak .
Artikel yang dimuat di http://ekbis.sindonews.com/read/904409/33/kesiapan-masyarakat-hadapi-aec-2015-sangat-penting.
Terdapat beberapa pendapat dari Dosen Hubungan Internasional Universitas
Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Nur Azizah yang mengatakan, "Upaya bersama
meningkatkan kesiapan Indonesia dalam menghadapi MEA 2015 harus dilakukan
dengan serius. Karena MEA pada dasarnya bukanlah pilihan, melainkan sebuah
keharusan," ujar Nur, Senin (22/9/2014). "Karena itu, keberhasilan
menghadapi AEC nanti tergantung bagaimana kesiapan dari negara dan perusahaan
masing-masing," lanjutnya.
Nur memaparkan, kesiapan yang perlu
dilakukan negara, antara lain menyiapkan infrastruktur, menyiapkan
kebijakan-kebijakan yang memudahkan berinvestasi, memberikan servis yang baik
pada investor asing dan mempermudah informasi. Sementara tugas perusahaan, di
antaranya bagaimana dapat meningkatkan kinerja, seperti manajemen yang baik,
sehingga mampu bersaing dengan perusahaan dari negara di wilayah ASEAN lain.
Menurut Nur, untuk membawa ASEAN
berjaya di tingkat dunia, terdapat tiga pilar utama. Selain ASEAN Economy
Community (AEC) atau MEA, juga ASEAN Social Culture Community (ASCC) dan ASEAN
Political Security Community (APSC). "Ketiga pilar ini harus berjalan
beriringan. Tidak boleh ada yang lebih unggul atau sebaliknya," tandas
Nur.Pemerintah Indonesia harus didukung oleh
dunia usaha, lembaga pendidikan formal dan informal, serta seluruh lapisan
masyarakat untuk menyiapkan diri dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN
2015.
Sehingga
disini peran Sumber Daya Manusia yang berkualitas sangat penting. Untuk menghadapi era MEA yang penuh dengan persaingan, SDM yang berkualitas
harus disiapkan karena masih banyak industri padat karya yang kekurangan tenaga
kompeten sehingga berpengaruh kepada produktivitasnya, apalagi pada industri
yang menggunakan teknologi tinggi. Selain itu persoalan mendasar yang dihadapi
Indonesia dalam rangka menghadapi MEA 2015, yaitu:
1.
Masih tingginya jumlah
pengangguran terselubung (disguised unemployment).
2.
Rendahnya jumlah
wirausahawan baru untuk mempercepat perluasan kesempatan kerja.
3.
Pekerja indonesia
didominasi oleh pekerja tak terdidik sehingga produktivitas tenaga kerja menjadi
rendah.
4.
Meningkatnya jumlah
pengangguran tenaga kerja terdidik, akibat ketidaksesuaian antara lulusan
perguruan tinggi dengan kebutuhan pasar tenaga kerja.
5.
Ketimpangan
produktivitas tenaga kerja antarsektor ekonomi.
6.
Sektor informal
mendominasi lapangan pekerjaan, dimana sektor ini belum mendapat perhatian
optimal dari pemerintah.
7.
Pengangguran di
indonesia merupakan pengangguran tertinggi dari 10 negara anggota asean
8.
Ketidaksiapan tenaga
kerja terampil dalam menghadapi MEA 2015.
9.
Tuntutan pekerja
terhadap upah minimum, tenaga kontrak, dan jaminan sosial ketenagakerjaan.
10.
Masalah tenaga kerja Indonesia
yang banyak tersebar di luar negeri.
Persoalan-persoalan
yang muncul itu itu harus dihadapi indonesia, sedikit demi sedikit masalah itu
harus diselesaikan. Ini semua bukan hanya tugas pemerintah tapi juga tugas kita
semua sebagai bangsa indonesia harus mampu merubah persoalan itu menjadi
sesuatu yang benar-benar menguntungkan bagi kita semua. Dan itulah yang perlu
kita pikirkan bagaimana cara mengatasi persoalan-persoalan tersebut, bukan
hanya berfikir tapi juga bertindak sebagaimana mestinya.
Apa saja yang perlu disiapkan oleh
negara, perusahaan, serta Masyarakat Indonesia dalam menghadapi MEA?
Nah selanjutnya bagaimana tanggapan
kita tentang bagaimana cara mewujudkan Masyarakat Indonesia agar mampu bersaing
dan memiliki kesiapan dalam tantangan ini. Sebenarnya mau tidak mau, siap tidak
siap, semua ini adalah sebuah keharusan yang memang harus dihadapi bangsa
Indonesia. Mulai dari masyarakatnya sendiri, hingga perusahaan, serta peran
pemerintah dalam mengambil kebijakan
agar mampu bertahan dalam dunia ekonomi yang kian maju. Dan semua
dituntut untuk berorientasi pada masa depan demi terwujudnya perekonomian ASEAN
yang stabil dan membentuk kawasan ekonomi antar negara ASEAN yang kuat.
Kesiapan yang perlu dilakukan negara,
antara lain menyiapkan infrastruktur, menyiapkan kebijakan-kebijakan yang
memudahkan berinvestasi, memberikan servis yang baik pada investor asing dan
mempermudah informasi. Pemerintah perlu mengupayakan pembenahan infrastruktur
guna menunjang terciptanya tatanan masyarakat MEA. Menyiapkan
Kebijakan-Kebijakan yang memudahkan berinvestasi, nah pemerintah harus tanggap
dalam hal seperti ini. Pembuatan pembuatan kebijakan baru yang lebih luwes terhadap
peraturan-peraturan MEA disini sangat diharapkan. Dengan memperhatikan manfaat
untuk semua pihak bukan hanya untuk para pelaku ekonomi menengah ke atas, namun
juga pelaku ekonomi menengah kebawah guna tercapainya perekonomian yang stabil
di Indonesia. Baik dalam pelaksanaan usah kecil, menengah, maupun besar
sekaligus. Sehingga terjadi pemerataan perekonomian di Indonesia. Dan semua
berjalan beriringan dalam menghadapi MEA. Selain itu pemberian servis yang baik
kepada para investor asing dan mempermudah informasi juga dapat meningkatkan
arus kegiatan investasi yang memberikan banyak manfaat untuk Indonesia.
Diantaranya ada 2 yaitu manfaat langsung dan tidak langsung. Yang pertama
adalah meningkatkan pendapatan riil, kedua manfaat tidak langsung seperti diperkenalkannya
teknologi dan pengetahuan baru. Selanjutnya penanaman investasi juga berfungsi
untuk memperbesar devisa indonesia melalui eksport produksi indonesia ke luar
negeri. Pemerintah juga perlu melakukan perbaikan pada perekonomian indonesia
sendiri seperti mengurangi pengangguran dengan cara menciptakan lapangan
pekerjaan. Serta melakukan pelatihan-pelatidan terhadap tenaga kerja. Dan
menciptakan wirausahawan yang handal.
Sementara tugas perusahaan, di antaranya
bagaimana dapat meningkatkan kinerja, seperti manajemen yang baik, sehingga
mampu bersaing dengan perusahaan dari negara di wilayah ASEAN lain. Dengan
memperbaiki manajemen sebuah perusahaan akan tertata dan tercapainya tujuan
sebuah perusaan dengan maksimal.
Kesadaran semua lapisan masyarakat
disini juga sangat diperlukan. Kesadaran ini dapat dibentuk dengan genjarnya
sosialisasi tentang MEA. Perlu juga dilakukan sosialisasi pada tahap pendidikan
sekolah, agar generasi muda mampu memahami arti penting dari MEA sehingga
mereka dapat berpartisipasi guna terwujudnya masyarakat ekonomi asean. Pada
dasarnya keterlibatan semua pihak dapat mempercepat tercapainya kesiapan bangsa
Indonesia untuk berperan aktif dalam MEA.
BAB IV
PENUTUP
Kesimpulan:
1.
Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 bukan hanya sekedar tempat bertemunya semua
negara ASEAN tapi bisa dilihat sebagai ajang pertandingan ekonomi.
2.
Mengenai kesiapan Indonesia dalam menghadapi Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015
mungkin banyak penilaian bahwa Indonesia belum siap tapi terlepas dari
kesiapan Indonesia sangat mempunyai potensi dan juga modal yang kuat karena
memiliki wilayah geografis yang luas serta ditunjang dengan Sumber Daya Alam
yang melimpah, apabila dapat dikelola dengan baik bukan hal yang tidak mungkin
Indonesia menjadi pemenang di era perdagangan bebas nanti.
3.
Dari sisi lain kita harus menghilangkan keraguan dan kekhawatiran mengenai
kurang siapnya SDM di Indonesia, Infrastruktur, serta ketakutan akan matinya
sektor usaha khususnya kelas mikro, kecil dan menengah. Semua itu mempunya
jalan keluar yang sudah bisa direalisasikan hanya butuh kesadaran,
komitmen, fokus dan kerja keras dari semua pihak untuk bersama-sama
mensukseskan program ini, sehingga Indonesia akan mendapatkan manfaat lebih
banyak yang tercermin dari tumbuh pesatnya pembangunan ekonomi di Indonesia.
4.
Pada dasarnya keterlibatan semua pihak dapat
mempercepat tercapainya kesiapan bangsa Indonesia untuk berperan aktif dalam
MEA.
Saran
Sebaiknya dalam artikel ini juga dicantumkan bagaimana upaya-upaya yang
dapat dilakukan untuk meningkatkan kesiapan dalam menghadapi MEA agar para
pembaca dapat memiliki gambaran tentang MEA dan bagaimana peran yang seharusnya
dimainkan oleh masyarakat.
0 komentar: